Minggu, 23 Juni 2013

CERPEN "MISTERI CINTA"

CERPEN PERDANA .....!! Belajar menulis cerpen dan inilah hasilnya... :D, "thanks for nikki...your my inspiration"


Hectic banget kerjaan hari ini, untunglah aku bisa pulang tenggo, sesampe di rumah kujatuhkan badanku ke tempat tidur...bruuk!! haduuh sakit....! sepertinya badanku mengenai sesuatu, ternyata buku harianku, diary yang sudah setahun lamanya tak pernah kubuka dan tak pernah lagi kuisi lembaran2nya .... pelan kubuka lembar demi lembar dan triiiing....!! fotomu terpampang di depan mataku, dan dibalik fotomu ada sebuah puisi yang kutulis khusus untukmu...

Getaran itu masih ada, ga tau sampe kapan akan hilang...
Baru kali ini aku merasakannya
Saat merindumu getaran ini semakin kencang berlagu
Semakin aku berusaha melupakan semakin keras bayanganmu menghampiri
Semua rasa ini datang dariNya sekalipun aku tak menghendaki
Semakin kuingkari hati semakin aku mengerti
Hanya kaulah yang selalu ada dalam lubuk hati ....

Indahnya hari bersamamu
Di setiap detik nafasku berhembus
Di setiap itu pula namamu terucap
Terkadang tanpa kusadari
Selalu kusebut namamu
Kaulah semangat hidupku hingga saat ini ....

Aku tersenyum membacanya, tak pernah kusesali pertemuan ini walau akhirnya kita tak mungkin bisa bersatu, tapi kau telah membuatku bahagia, bahagia yang telah lama hilang dari hati ini, kupandangi fotomu beberapa lama, sesaat mengenang kembali apa yang telah terjadi, pertemuan yang tak pernah sengaja dan membuat kita saling jatuh cinta, merenda kasih bersama tertawa.. menangis, ingat saat kita main monopoli dan kita bangkrut bersama, dan kau bingung seraya berkata," aduh gimana kita bangkrut yang...," ga apa2 serius amat sih ini kan cuma permainan saja sayangku...," sahutku, tetapi kamu tetap merasa sedih seolah olah ini suatu hal yang nyata dan kamu tidak rela membuatku susah," percaya sayang kita akan kembali bangkit dan kita beli lagi hotel2 yang sudah terjual berikut bandaranya...," katamu sambil kau genggam erat tanganku, menggebu gebu banget mainnya sampe kamu ga sadar kalau teman2 tertawa melihat tingkahmu yang sangat serius, kuberikan semangat dan berdoa, sambil tersenyum bahagia karena kusadar betapa cintamu padaku sangat besar .. bahkan saat jalan berdua tanganku tak pernah lepas dari genggamanmu, aku merasa seakan akan kau takut kehilanganku, dan kamupun selalu berusaha untuk terus membahagiakanku....

Hingga suatu hari kau terlihat lain dari biasanya, setiap kali aku tanya mengapa...? selalu kamu ga mau menjawabnya, akupun tak ingin memaksamu untuk menjawab sampe kamu menceritakan sendiri apa yang terjadi, malam itu kau menggenggam kedua tanagnku sambil menatap mataku dengan tajam,
" reni ... kita harus cepat menikah.." katamu, aku terhenyak kaget mendengarnya
" kenapa...?," tanyaku seketika
" ini sangat mendesak reni..."
" iya kenapa? apa yang terjadi?"
" sudah sebulan ini papa mendesakku untuk segera pulang ke semarang, dan jika aku pulang aku ga mungkin bisa balik lagi ke jakarta"
" apa maksudmu?... apa hubungannya kita harus segera menikah...?" aku memberondongnya dengan banyak pertanyaan
" aku disuruh pulang karena aku harus menikahi putri teman papa, papa sudah banyak berhutang budi padanya sehingga papa ga bisa menolaknya...."
" mas dwi, aku minta ceritakan semuanya, kenapa hal ini sampe terjadi...."
Kulepaskan gemggaman tangannya dan kuhelanafas panjang, aku tak bisa berkata apa2, aku duduk diam membisu, sambil mendengarkan dia bercerita ternyata di jaman yang sudah maju seperti ini masih ada  "perjodohan"...
" apakah kmu sudah megenalnya?" tanyaku
" sudah dan aku ga punya rasa apapun sama dia..."
" apakah dia jatuh hati padamu...?"
" iya...."jawabmu
" reni ... ayolah kita menikah, agar aku punya alasan untuk tidak pulang...." desakmu
" tidak mas dwi ....! aku tidak ingin menikah dengan alasan yang seperti itu, pulanglah ceritakan semuanya tentang kita pada papa ...."
" sudah aku ceritakan semuanya tentang kita dengan papa, bahkan papa akan datang kesini untuk bicara langsung denganmu reni ...."
" astaqfirullahal adzim....seserius itukah masalahnya....!! beri aku waktu untuk memikirkannya ..."sahutku
" baiklah reni, aku minta secepatnya ...." jawabmu
aku menghantarmu sampe kamu menghilang dari pandanganku, dan aku langsung masuk kamar kurebahkan badanku sambil kupeluk guling, pikiranku melayang entah kemana sampe aku akhirnya tertidur....

Pagi ini mas dwi meneleponku untuk bertemu, dan aku mengiyakan, kami janji untuk makan siang bersama di tempat biasa kami bertemu ...
"gimana yang...apakah kamu sudah memutuskan?" tanya mas dwi dengan tak sabar, ku genggam kedua tangannya,"mas dwi ....," kalimatku tertahan rasanya ingin menangis hingga susah untuk bicara,"bicaralah reni...," kata mas dwi sambil mengusap airmataku yang mulai menetes, "sepertinya aku ga bisa menikah dengan kondisi yang seperti ini, bukan karena aku tidak mencintaimu bahkan aku sangat mencintaimu, aku tidak boleh egois, aku sudah memikirkannya masak2," kataku sambil terbata2,"kamu tidak mau memperjuangkan cinta kita reni...?," katamu sedikit memohon,"mas dwi...aku sudah memikirkannya, banyak yang akan jadi korban, orangtuamu, orangtuaku, orangtuanya, mereka semua orang2 yang kita sayangi aku tak sanggup melihatnya terluka karena kita, khususnya untuk papamu beliau sangat berharap banyak padamu mas, maafkan aku .....," kataku sambil menangis, tiba2 mas dwi memelukku dengan erat, kami berpelukan sambil menangis bersama, tak sepatah katapun terucap, kami tenggelam dalam suasana yang sangat pilu, aku harus merelakan mas dwi, cinta tidak harus egois jika bisa memberikan kebahagian banyak orang dibanding kebahagiaan sendiri ....

Aku ga tau klo malamnya mas dwi datang ke rumah menemui ayah untuk melamarku...sendirian!! kuketahui saat aku pulang kerja kulihat kendaraanya parkir di halaman rumah, aku masuk langsung ke kamar tanpa mereka ketahui, mereka bicara di ruang tengah dan aku mencuri dengar pembicaraan mereka dari kamarku, kudengar mas dwi mengutarakan maksud dan tujuannya serta menceritakan semua yang terjadi di keluarganya, kulihat ayah mendengarkan dengan seksama, setelah mas dwi bicara, ayah cuma bertanya,"apa keputusan reni....?,"tanya ayah pada mas dwi,"reni menolaknya,aku berharap om bisa merubah keputusan reni....,"mohon mas dwi, ayah tersenyum mendengarnya,"sebaiknya kamu terima permintaan papamu untuk menikah dengan wanita pilihannya, tidak ada orangtua yang mau menjerumuskan anaknya sendiri, papamu sudah mempersiapkan semua, terimalah dengan ikhlas ....,"begitu jawaban ayah, aku sangat kenal ayah beliau sangat bijak orangnya, menolak dengan halus .... mas dwi pulang dengan sangat kecewa, terlihat jelas di raut mukanya.....

"reni keluarlah...ayah tau kamu sudah pulang dari tadi....," panggil ayah, aku keluar sambil setengah malu karena ayah tau aku sudah mencuri dengar pembicaraannya, dan aku langsung memeluk ayah dengan erat,"terimakasih ayah....," kataku sambil menangis," sudahlah reni, ayah tau  kamu pasti punya alasan sendiri dengan keputusanmu itu, kamu pasti sudah memikirkannya dan ayah sangat mendukungmu, jangan bersedih mungkin dia bukan jodohmu ....," begitu kata ayah dan semakin deras airmataku keluar dalam pelukannya, bahagia punya ayah yang bijak seperti ini .....

Mas dwi pamit pulang ke semarang hanya by phone, aku menghargainya...sengaja kami
menghindar untuk bertemu lagi, kami tak ingin meninggalkan luka, karena perpisahan sangatlah menyedihkan...hingga sebulan kemudian aku mendapat kabar dari seorang teman kalau mas dwi kecelakaan, dengan sengaja menabrakan mobilnya ke pohon di pinggir jalan sampe mobilnya ringsek, mas dwi berharap aku datang menengoknya, tapi itupun tak aku lakukan aku tak ingin merusak semuanya .... bersyukur mas dwi hanya terluka ringan, maafkan aku mas dwi ini kulakukan demi kebaikan semuanya ...

Hari minggu pagi, sangat malas untuk beranjak dari tempat tidur, tiduran sambil baca majalah yang aku beli kemarin, tiba2 suara hape berbunyi, kulihat nama yang muncul "mas dwi" aku kaget sekali, setelah dua bulan berlalu untuk apa dia telpon pagi ini, segera kuangkat hapenya,
"assalamu'alaikum reni...apa kabar?"
"waalaikumsalam....insyaallah baik, ada apa ya mas dwi, tiba2 telp pagi ini?" tanyaku agak gugup, kuakui perpisahan ini tidak serta merta bisa menghilangkan rasa yang ada ...
"setengah jam lagi aku ijab qobul, sekali lagi aku ingin bertanya apakah keputusanmu tidak bisa berubah...?" mas dwi bertanya setengah putus asa
"astaqfirullah mas dwi, sekali lagi maafkan aku, sebentar lagi kamu ijab qobul sudah bukan waktunya lagi membicarakan tentang kita, niatkan semua karena Allah ....," dengan sekuat tenaga aku berusaha untuk tegar di hadapannya, aku tidak ingin merusak semuanya, aku bisa merasakan kesedihannya karena akupun merasakan hal yang sama, tak sadar hampir setengah jam kami bicara sampe terdengar suara orang memanggil manggil namanya, aku tahu ijab qobul akan segera dimulai,"ayolah mas dwi sepertinya acara ijab akan segera dimulai, kuatkan hati ya, semoga bahagia....," aku berusaha menguatkan hatinya,"kamu tau kebahagiaku ada padamu reni, sampe kapanku aku akan mencintaimu....," jawabmu dan hape kamu matikan sebelum aku menjawabnya, itulah kalimat terakhir darimu masih terngiang ngiang di telingaku hingga saat ini ....

"reniii....cepat mandi, udah disiapin makan malamnya..."
"iya mommy, sebentar lagi..." panggilan momy menyadarkan lamunanku, segera kuselipkan kembali foto mas dwi dalam buku diaryku, dan kutambahkan sebait puisi dalam lembaran baru buku harianku ...

"MENGENANGMU"
Tak terasa sudah satu tahun perpisahan ini
mengingat dulu dimana saat kita bersama
bercanda...tertawa...menangis
sekarang semua tinggallah kenangan
kenangan yang sangat indah
yang tak akan pernah kulupa sepanjang hayatku
rinduku rindumu biarlah bersemayam dalam relung hati
tak akan pernah kusesali apa yang terjadi
lewat sebait puisi ini aku mengenangmu
bersama semilirnya angin malam dan doaku selalu untukmu
semoga kau bahagia bersamanya ......

"EdP" 613













Tidak ada komentar:

Posting Komentar